Di tengah semakin rumitnya sistem lalu lintas perkotaan, kecerdasan buatan (AI) kini membuktikan perannya yang sangat penting dalam meningkatkan keselamatan dan kesadaran pengguna jalan.
Dalam waktu hanya 24 jam uji coba di Hanoi, sistem kamera lalu lintas berbasis AI telah mendeteksi lebih dari 700 pelanggaran — angka yang mengesankan ini menunjukkan tidak hanya efektivitas teknologi, tetapi juga kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas masyarakat.
Ini bukan sekadar pencapaian teknis, melainkan langkah penting dalam penerapan AI untuk manajemen lalu lintas pintar, yang membantu mengurangi kecelakaan dan mendorong pembangunan kota yang lebih berkelanjutan. Mari kita bahas lebih dalam tentang sistem ini dan potensi masa depannya.
Sistem kamera AI untuk tilang otomatis (phạt nguội) yang diuji di persimpangan Pham Van Bach – Hoang Quang Chi, Hanoi, menunjukkan hasil luar biasa hanya dalam 24 jam operasi (dari pukul 12.00 tanggal 26 September 2025 hingga pukul 12.00 tanggal 27 September 2025).
Menurut Departemen Kepolisian Lalu Lintas (CSGT), sistem tersebut mencatat lebih dari 700 kasus pelanggaran, dengan sebagian besar berupa pengendara motor yang tidak mengenakan helm — kebiasaan umum yang berisiko tinggi di jalan raya.
Angka ini menunjukkan kemampuan AI dalam melakukan pemantauan terus-menerus dan akurat, sekaligus menegaskan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan hukum lalu lintas.
Dengan kemampuan merekam beresolusi tinggi dalam berbagai kondisi cuaca dan pencahayaan, sistem ini menandai awal era baru manajemen lalu lintas modern, di mana penegakan hukum bisa dilakukan lebih cepat dan lebih efisien dari sebelumnya.
Selama masa uji coba yang singkat ini, sistem kamera AI berhasil mendeteksi berbagai jenis pelanggaran, dari yang ringan hingga yang berpotensi berbahaya:
Semua gambar pelanggaran secara otomatis diambil dan dicocokkan dengan basis data registrasi kendaraan untuk mengidentifikasi pemiliknya. Data tersebut kemudian diteruskan ke Kepolisian Lalu Lintas Hanoi untuk diproses sesuai dengan peraturan.
Tingkat akurasi tinggi dari AI membantu mengurangi potensi sengketa dan meningkatkan keadilan serta transparansi dalam proses penegakan hukum.
Dalam konteks ini, teknologi pengenalan gambar menjadi bukti nyata dari efektivitas penerapan AI di dunia nyata.
Sistem kamera AI ini dilengkapi dengan lensa zoom optik canggih dan sensor modern, memungkinkan perekaman tajam bahkan dalam kondisi sulit seperti cahaya belakang, malam hari, atau hujan lebat.
Tidak hanya kendaraan roda empat, sistem ini juga mampu mendeteksi dengan akurat perilaku pengendara motor — tantangan besar di Vietnam yang memiliki kepadatan motor tertinggi di dunia.
Keunggulan utama AI terletak pada pemrosesan data secara real-time, menganalisis gambar untuk mendeteksi pelanggaran tanpa intervensi manusia.
Hal ini tidak hanya mengurangi beban kerja polisi lalu lintas, tetapi juga meningkatkan efek jera di masyarakat, mendorong warga untuk lebih patuh terhadap aturan lalu lintas.
Ke depannya, sistem ini bisa diperluas ke seluruh Vietnam dan dikombinasikan dengan solusi berbasis suara untuk memberikan peringatan langsung kepada pengendara secara otomatis.
Berdasarkan Dekrit 168/2024/NĐ-CP, pelanggaran yang terdeteksi oleh sistem kamera AI akan dikenai sanksi berat untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara masyarakat:
Tidak memakai helm (motor): Denda 400.000 – 600.000 VND (Pasal 7, Ayat 2, Huruf h).
Menerobos lampu merah:
Salah jalur (mobil): Denda 4 – 6 juta VND, potong 2 poin; jika menyebabkan kecelakaan: 20 – 22 juta VND, potong 10 poin (Pasal 6).
Melawan arus (motor): Denda 4 – 6 juta VND, potong 2 poin; jika menyebabkan kecelakaan: 10 – 14 juta VND, potong 10 poin (Pasal 7, Ayat 7 & 13).
Tujuan utama dari sanksi ini bukan hanya untuk menghukum, tetapi juga untuk mendidik masyarakat agar membentuk kebiasaan berkendara yang lebih aman dan tertib.
Dengan bukti digital dari AI, proses penegakan hukum menjadi lebih cepat dan transparan, serta mengurangi potensi korupsi atau manipulasi di lapangan.
Hasil uji coba ini membuka peluang besar bagi penerapan AI dalam sistem manajemen lalu lintas nasional.
Selain mendeteksi pelanggaran, sistem AI juga dapat memprediksi kemacetan, menganalisis pola lalu lintas, dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan infrastruktur jalan.
Di masa depan, sistem ini bisa diintegrasikan dengan aplikasi seluler, mengirimkan peringatan waktu nyata kepada pengendara — membantu mencegah pelanggaran sejak dini.
Lebih jauh lagi, teknologi ini dapat dihubungkan dengan sistem kota pintar (smart city) untuk membantu pemerintah daerah dalam membangun sistem transportasi yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan.
Ini adalah langkah maju yang penting menuju masa depan transportasi yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Lebih dari 700 pelanggaran dalam 24 jam menjadi bukti nyata kekuatan AI dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas di perkotaan.
Teknologi ini tidak hanya membantu aparat penegak hukum bekerja lebih efisien, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran publik, mengurangi angka kecelakaan, dan mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan.
Dengan potensi pengembangan dan penerapan yang semakin luas, AI kini menjadi “kunci emas” bagi sistem transportasi cerdas masa depan.
Ikuti terus pembaruan berikutnya untuk melihat bagaimana AI akan terus membentuk masa depan lalu lintas di Vietnam!